Judul : Apa Pun Selain Hujan
Penulis : Orizuka
Editor : Yulliya
Desain Sampul : Agung Nugroho
Penerbit : Gagasmedia
ISBN : 979-780-850-5
Cetakan Kedua, 2016
288 halaman
60.000 IDR
Wira
membenci hujan. Hujan mengingatkannya akan sebuah memori buruk,
menyakitinya.....
Agar
bisa terus melangkah, Wira meninggalkan semuanya.
Ia
meninggalkan kota tempat tinggalnya. Meninggalkan mimpi terbesarnya.
Bahkan,
meninggalkan perempuan yang disayanginya.
Namun,
seberapa pun jauh langkah Wira meninggalkan mimpi, mimpi itu justru semakin
mendekat.
Saat
ia sedang berusaha keras melupakan masa lalu, saat itulah ia bertemu Kayla.
Pertemuan
itu mengubah segalanya.
Sebuah novel
tentang melepaskan mimpi dibawah hujan. Tentang cinta yang diam-diam tumbuh
bersama luka. Juga tentang memaafkan diri sendiri.
***
Berkisah
tentang Wirawan Gunadi, seorang mahasiswa yang hidup dalam trauma masa lalu.
Sebisa mungkin ia menghindari hal-hal yang dapat mengingatkannya pada sebuah
insiden yang terjadi saat pertandingan taekwondo terakhir kali beberapa bulan
yang lalu. Sejak insiden itu pula Wira membenci hujan, seolah setiap tetesnya
memaksa Wira untuk mengingat akan peristiwa yang terjadi hari itu. Wira
menghakimi diri sendiri, mengubur dalam-dalam mimpinya menjadi seorang
taekwondoin profesional dan memutuskan untuk pindah ke Kota Malang, berharap dapat
menjauhkan dirinya dari bayang-bayang memori itu. Di Malang, takdir
mengantarkannya bertemu Kayla, seorang gadis yang berkebalikan 180 derajat
darinya yang dengan senang hati menawarkan bantuan, membantunya keluar dari
belenggu trauma masa lalu.
Pada
novel ini, kak Orizuka menjadikan Kota Malang sebagai latar utama cerita. Kota
Malang yang teduh, terlebih suasana hujan yang sendu yang dihadirkan dalam
cerita sejak bagian awal membuat konflik cerita terasa semakin nyata. Apalagi
konflik cerita yang mengangkat tentang kisah trauma Wira akan peristiwa masa
lalunya benar-benar mengaduk emosi pembaca, saat Wira dihadapkan pada pilihan
untuk hidup dengan mengingat hari itu atau menyerah.
Menurut
aku pribadi, karakter Wira yang dihadirkan oleh Kak Orizuka bisa dibilang
jarang kita temui pada novel-novel romance kebanyakan. Dimana karakter Wira
yang tertutup, cenderung pasif, dan pendiam ditambah dengan alasan mengapa Wira
sampai sebegitunya membenci hujan benar-benar terasa baru bagiku ketika membaca
novel ini sekaligus kagum dengan Kak Orizuka yang bisa sampai terpikir membuat
karakter seperti Wira. Kemudian, diciptakan karakter Kayla sebagai penyeimbang
cerita, dimana karakter Kayla sangat berkebalikan dengan Wira. Kayla yang
ceria, hangat, dan penuh semangat terasa sangat pas ketika disandingkan dengan
sosok Wira.
Selain itu ada
pula tokoh-tokoh pendukung seperti Junaedi, Dion,dan Ramdhan teman-teman
sekelas Wira yang tingkahnya kocak abis ditambah percakapan bahasa jawa yang
mereka gunakan yang seringkali bikin geli sendiri. Selain itu ada juga Nadine,
sahabat Wira sejak kecil. Untuk kekurangan novel ini sendiri pada bagian isi
cerita, menurutku hampir nggak ada, mungkin hanya alur cerita diawal yang
terasa lambat karena mungkin bab awal ya sebagai permulaan, tapi setelah
konflik muncul dijamin pingin terus lanjut baca. Kalau untuk teknis, ada typo
yang aku temukan di halaman 235, disitu terdapat kata “ke” yang diulang dua
kali. Tapi overall, menurutku novel ini bagus banget dan recommended bagi kalian
yang suka novel romance dan ide cerita yang fresh, di novel ini juga bertebaran
quotes-quotes ngena, seperti berikut:
“Mereka hadir dan mengibur kita,
menemani kita
tanpa pernah menghakimi.” Hal : 86
“Tidak semua orang seberuntung kamu,
ditawarkan pertemanan seperti itu.” Hal : 249
“Tapi kamu juga punya kuasa untuk mempercayai dirimu
sendiri,
juga
orang-orang yang benar-benar sayang dan peduli padamu.
Kalau kamu selalu percaya omongan orang lain,
kamu tidak akan bisa bahagia” Hal : 254
“.....semua orang pernah berbuat kesalahan.
Kalian harus belajar memaafkan diri kalian sendiri” Hal : 268
Dari
kisah Wira ini, pesan yang aku tangkap adalah memaafkan diri sendiri merupakan
obat terbaik dan melanjutkan hidup dengan lebih baik lagi adalah pilihan yang
tepat. Ughh, baper memang, tapi yang terpenting dari sebuah novel selain
menghibur adalah pesan dari penulis yang
bisa tersampaikan dengan baik kepada pembaca bukan?
Terakhir, aku kasih 4.5 dari 5 bintang
untuk Apa Pun Selain Hujan. J
0 komentar:
Posting Komentar